Add Me as A Friend in Facebook!

Kamis, 25 Oktober 2012

LIFE IS A MIS(t)ERY

Hidup adalah sebuah perjalanan penuh penderitaan..

Lalu mengapa banyak orang yang ingin memperpanjang perjalanannya? Hanya demi sekejap kebahagiaan, yang pasti akan cepat berlalu, digantikan oleh penderitaan lagi.

Dalam hidup, kita akan merasakan kecewa, karena banyak keinginan yang tak terkabul. Kita kan merasa sedih, berpisah dengan orang-orang tersayang. Kita pasti akan sakit hati oleh mereka yang kita cintai. Serta kegelapan yang suka berkunjung bersama kekerasan, ketidakadilan, kebodohan, yang menanamkan ketakutan penuh penderitaan di dalam kehidupan.

Memang ada juga masa-masa yang berbahagia, tapi akan terasa singkat. Contohnya; saat bersama kekasih, seratus jam akan serasa sejam. Tapi kalau dalam penderitaan, waktu menunggu di panas terik jalan kehidupan misalnya, sejam saja akan serasa seratus jam.

Maka, derita akan lebih dominan dari bahagia. Kuasa duka ketika tiba lebih kuat menetap lama ketimbang keriaan yang hanya mampir sangat sementara. Nestapa menancapkan kukunya sampai tertanam dalam dibanding kedangkalan kegembiraan yang fana.

Kutuliskan kata-kata ini bukan untuk menggurui atau minta dikasihani. Saya hanya ingin berbagi. Kita semua sama, dirudung derita. Bertakdirkan banyak duka. Dibayang-bayang nestapa.

Lalu kita gantungkan harapan pada suatu ketika. Pada hari esok yang tak pernah tiba. Mengiba materi atau menaruh asa, menunggu sosok penyelamat hari. Ternyata hanya ilusi. Mungkinkah kematian penuntas yang meski menghilangkan derita namun percuma?

Oleh karena tanpa nyawa, hidup tidaklah hidup. Kehidupan tinggal nama tidaklah sama. Meskipun begitu, untuk apa kita ada? Mengapa kita terpaksa bertahan hidup? Kapankah jawaban menerangkan jalan? Jalan kehidupan yang sudah dipenuhi penderitaan, mesti masih misteri pula, hingga akhir masa.

Sungguh, hidup adalah misteri. Mengapa kita harus menderita? Tempaan demi kedewasaan? Lalu apa? Dewasa untuk selanjutnya layu dan tiada. Sehingga, hidup tidak sekedar misteri. A mistery and also a misery. Hidup adalah juga penderitaan. Life is but a misery.

Ada 't' yang hilang dalam kata 'misery' dari asal kata: life is a mistery. Huruf 't' yang mewakili theos atau tuhan. Jadi, hidup adalah misteri (atau mistery) dengan adanya huruf 't' jika tanpa 't' hidup menjadi penderitaan (misery).

Tanpa theos atau tuhan, hidup kita akan terasa hampa. Tapi semakin kita belajar tentang tuhan, semakin kita tahu kalau tuhan adalah kehampaan yang sempurna. Kekosongan yang mencakup segalanya.

Jika kita ingin bebas dari penderitaan di dalam kehidupan, kita harus mengosongkan diri. Jangan mengisi hidup dengan ambisi, harapan, bahkan sekedar keinginan. Biarkan hanya tuhan yang ada dan tuhan akan mengosongkan kehidupan sehingga derita jadi tiada.

Paradoks sekali bukan? Hidup akan terasa hampa tanpa tuhan, tapi kita akan menjadi kosong jika memenuhi kehidupan dengan tuhan. Kosong dari penderitaan, tapi juga nihil dari kesenangan yang semu. Tidak apa-apa, karena damai pasti melanda.

Kekosongan diri yang diakibatkan dari devosi yang total kepada tuhan sang maha kosong, akan membawa kita kepada kedamaian yang tiada terkira. Lebih dari sekedar bahagia yang tidak seberapa lama.

Semua derita duka yang nestapa tak akan melekat erat. Kebebasan sejati adalah yang terjadi. Dan akhirnya, hidup bukanlah misteri lagi, karena yang ada hanyalah huruf 't' saja alias theos alias tuhan.

Dan tiada apapun di luar diri-Nya, sungguh merupakan kekosongan yang maha sempurna. Segalanya hampa, tanpa derita!

Tidak ada komentar: